Selasa, 05 November 2013

NIRMANA DWIMATRA

A.Pengertian Nirmana berasal dari bahasa kawi. Nir : Tidak Mana : Bentuk Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasilangan-angan dalam bentuk dwimatra,trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Nirmana adalah sebuah karya abstrak yang mempunyai nilai estetika yang diwujudkan dalam bidang 2 dimensi yang disebut dengan nirmana dwimatra maupun 3 dimensi yang disebut dengan nirmatra trimatra. Nirmana terbagi menjadi 2 macam : 1.Nirmana dwimatra 2.Nirmana trimatra Nirmana Dwimatra adalah karya elemen dua dimensi yang tidak berbentuk namun penyusunan elemen-elemen tersebut mempunyai nilai keindahan atau menjadi satu kesatuan yang harmonis. B.Elemen-elemen Seni Rupa dapat dikelompokkan menjadi 4 : 1.Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah. Titik disebut juga noktah, dot, point, period. Sifat titik keras lembutnya itu relative (tampak besar dibidang kecil, tampak kecil dibidang besar. Tidak memilki arah dan panjang. Mempunyai bentuk seperti bulat, segitiga, segiempat, dan lain-lain karena tergantung media untuk membuat titik 2.Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. Ada empat macam jenis garis sebagai berikut : a.Garis lurus yang terdiri dari garis horizontal, diagonal, dan vertikal. b.lengkung yang terdiri dari garis lengkung kubah, garis lengkung busur, dan lengkung mengapung. c.Garis majemuk yang terdiri dari garis zig- zag, dan garis berombak/lengkung S. Garis zig-zag sebenarnya merupakan garis-garis lurus berbeda arah bersambung, garis berombak/lengkung S adalah garis-garis lengkung yang bersambung. d.Garis gabungan, yaitu garis hasil gabungan antara garis lurus, garis lengkung, dan garis majemuk. (Sadjiman,2009:98) 3.Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi panjang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Macam-macam bentuk bidang meliputi bidang geometri dan non-geometri. Bidang geometri adalah bidang teratur yang dibuat secara matematika, sedangkan bidang non geometri adalah bidang yang dibuat secara bebas. Raut bidang geometri atau bidang yang dibuat secara matematika, meliputi segitiga, segiempat, segilima, segienam, segidelapan, lingkaran, dan sebagainya. (Sadjiman,2009:118-119). 4.Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman. C.Prinsip-prinsip Nirmana 1.Balance (keseimbangan) Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. 2.Ritme (irama) Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk- bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain- lain. 3.Unity (kesatuan) Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. 4.Center of interest (pusat perhatian) Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. D.Prinsip Utama Dalam ilmu desain grafis, Selain prinsip-prinsip diatas ( C ) ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain : 1.Ruang Kosong (White Space) Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. 2.Kejelasan (Clarity) Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karyatersebutdapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda. 3.Kesederhanaan (Simplicity) Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan sering juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untukmenatap lama dan tidak merasa jenuh. 4.Emphasis (Point of Interest) Emphasis atau disebutjuga pusat perhatian ,merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsure sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik.

Minggu, 16 Juni 2013

Apresiasi Seni

Standar Kompetensi : - Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya Kompetensi Dasar : - Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak nusantara Alokasi Waktu: - 2 x 45 menit RAGAM HIAS DAN ORNAMEN NUSANTARA Sebelum kalian belajar lebih jau tentang ragam hias tahukah apakah yang dimaksudkan tentang ragam hias? Pernahkah kalian melihat hiasan pada meja, kursi, tempat tidur kuno berupa ukiran yang menyerupai tumbuhan, nah.....itulah ragam hias. Ragam his di setiap daerah berbeda-beda di lihat dari filosofi dan geografis suatu daerah didalam sebuah ragam hias terdapat beberapa motif . Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat. Bentuk ragam hias merupakan Silasi (penyederhanaan bentuk) dan deformasi (penggayaan bentuk) dari pengubahan bentuk yang ada di alam seperti : Hewan, tumbuhan, dan prilaku manusia yang dijadikan simbol. Bahkan ada juga ragam hias yang motifnya berupa bentuk –bentuk geometris seperti : Lingkaran, segi tiga, segi empat, garis lurus, garis lengkung dll. Bentuknya yang unik dan menarik di sertai dengan warna-warna yang kontras menbuat tampilan benda yang dihias dengan ragam hias menjadi semakin menarik, seperti tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi. A.Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi. Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog. Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias. Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat B.Jenis Motif Hias Jenis Motif Hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni bangunan, perabotan rumah tangga, kerajinan tangan dan lain sebagainya. Pada dasarnya motif hias nusantara masing-masing diciptakan dengan mewakili simbol atau makna tertentu. Contohnya motif hias ularnaga dari Propinsi Jawa Timur yang bermakna sebagai penolak bala atau ilmu hitam, Motif Hias Sigar dari Propinsi lampung yang mewakili makna rasa saling menghormati dan sebagainya. 1.Motif Alam: Motif alam berupa gambar-gambar binatang, bulan, bintang, matahari, awan, laut, gunung dan lain sebagainya. 2.Motif Keagamaan atau Religius: Motif religius ini dipakai dalam motif Nusantara bersamaan dengan masuknya agama yang membawa motif tersebut. Contohnya saat masuknya agama Hindu, maka dikenal pula motif Kala dan Makara yang biasanya digunakan untuk menghiasi relung-relung candi agama Hindu. Selain itu, saat masuknya agama Islam, motif kaligrafi pun merasuk dan memperkaya motif Nusantara. 3.Motif Anyaman: Motif Anyaman berupa motif garis yang sudah membudaya dan mengakar serta sudah membudaya dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya anyaman dinding rumah dari bambu. 4.Motif Tanaman (Flora): Motif yang biasanya mewakili motif tanaman adalah motif sulur-sulur dan motif bunga. Motif ini muncul pada masa perunggu. Motif yang terkenal adalah motif bunga teratai yang merupakan asimilasi dari motif Hindu. Dalam agama hindu, Motif teratai ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Padma (berupa teratai merah yang mekar), Uthpala (berupa terati biru yang masih setengah mekar) dan Kumada (berupa teratai putih dengan bentuk bunga yang kuncup). 5.Motif Kawung: Motif kawung hadir pada pasa kerajaan Hindu. Kawung merupakan nama lain dari pohon aren atau enau dan buahnya yang bernama kolang kaling. 6.Motif Untu Walang (Motif Hias Bentu Segitiga): Motif untu walang sering disebut juga motif tumpal atau pigura. Motif ini tumbuh subur di seluruh daerah di Indonesia. Motif ini menggambarkan tanaman rebung atau tunas bambu yang memiliki kemampuan tumbuh sangat cepat sehingga kemudian dianggap sebagai lambang kesuburan atau kemakmuran. C.Macam Ragam Hias / Ornamen Nusantara Dalam Seni kriya batik terdapat pula ragam hias. Ragam hias disini biasa disebut dengan motif. Motif batik terdiri atas elemen-elemen yang dapat dikelompokkan menjadi ornamen, ornamen pengisi dan isen: 1.Ornamen Merupakan unsur pokok dalam motif berupa gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok. Berikut adalah ornamen-ornamen pokok tradisional klasik yang antara lain terdiri atas: Meru, Pohon Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Candi atau Perahu (Bangunan), Lidah api, Naga, Binatang dan Kupu-kupu. a.Meru adalah bentuk seperti gunung, kadang digambarkan dengan rangkaian tiga gunung dengan gunung yang di tengah sebagai gunung puncak. Dalam pengertian indonesia kuno, gunung melambangkan unsur ‘bumi’ atau ‘tanah’ yang merupakan salah satu elemen dari ‘empat unsur hidup’ yaitu Bumi, Geni, Banyu dan Angin. Dalam kebudayaan Jawa-Hindu, meru menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayamnya para dewa. Kini karena kurangnya pengetahuan para pembatik atas arti dan bentuk ornamen semula, Meru juga mengalami perubahan seperti digabung dengan bagian tumbuhan, dibentuk hingga bentuk asal tidak nyata lagi. b.Pohon Hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi. Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559. c.Tumbuhan digambarkan sebagai salah satu bagian seperti bunga, sekelompok daun atau kuncup, atau rangkaian dari bunga dan daun. Tumbuhan kadang digambarkan sebagai lung-lungan, yaitu tanaman menjalar bentuk berlengkung-lengkung. Pada motif batik klasik ornamen berperan sebagai ornamen pokok maupun ornamen pengisi. d.Garuda digambarkan sebagai bentuk stilir dari burung garuda, atau rajawali atau kadang seperti burung merak. Garuda adalah makhluk khayalan yang perkasa dan sakti, kendaraan Dewa Wisnu juga digambarkan sebagai Garuda. e.Burung. Ada tiga macam ornamen burung dalam batik yaitu burung merak, burung phoenix, yang terakhir adalah burung aneh atau burung khayalan. Ornamen burung juga digunakan sebagai ornamen pengisi selain ornamen pokok. f.Bangunan. Adalah ornamen yang menggambarkan bagian bangunan terdiri atas lantai atau dasar dan atap. g.Lidah api. Ornamen lidah api digambarkan dalam 2 macam bentuk yaitu sebagai deretan nyala api sebagai hiasan pinggir atau batas, dan berupa deretan ujung lidah api memanjang. Zaman dulu api melambangkan kekuatan sakti yang dpat mempengaruhi kepribadian manusia, yang kalau dikuasai dapat menjadi pemberani dan pahlawan, namun h.Naga adalah makhluk khayalan berupa ular besar yang mempunyai kekuatan luar biasa dan sakti. Sebagai ornamen naga digambarkan dengan bentuk seperti kepala raksasa dengan mahkota, kadang bersayap, kadang bersayap dan berkaki. i.Binatang (berkaki empat). Binatang yang sering digunakan sebagai ornamen adalah lembu, kijang, gajah, singa atau harimau, dan digambarkan secara unik misalnya gajah bersayap atau mempunyai ekor berbunga. j.Kupu-kupu. Ornamen ini biasanya digambarkan dengan sayap terkembang dari atas, dan biasanya terdapat pada golongan motif Semen dan Ceplok 2.Ornamen Pengisi Seperti namanya, ornamen ini digunakan sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen ini berukuran lebih kecil dan berbentuk lebih sederhana dibanding ornamen pokok. Contoh ornamen pengisi adalah ornamen berbentuk burung, daun, kuncup, sayap dan daun. 3.Ornamen Isen Berfungsi sebagai pengisi atau pelengkap ornamen. Berbentuk kecil dan sederhana misalnya berupa titik-titik. Isen yang masih berkembang sampai saat ini antara lain adalah cecek-cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, gringsing, sawut, galaran, rambutan dan rawan, sirapan, cacah gori.

Rabu, 06 Februari 2013

Teknik Dalam Berkarya Seni Kriya

Teknik dan Bahan Karya Seni Kriya Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang disesuaikan dengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, dan membentuk. 1. Teknik cor (cetak tuang) Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan. Teknik cetak pada waktu itu ada dua macam: • Teknik Tuang Berulang (Bivalve) Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali karena menggunakan dua keeping cetakan terbuat dari batu dan dapat dipakai berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya. • Teknik Tuang Sekali Pakai (A Cire Perdue) Teknik a cire perdue dibuat untuk membuat benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu dapat dituang ke dalamnya. Setelah dingin cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan. Disamping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto. 2. Teknik Ukir Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam fungsi antara lain: a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak memiliki makna tertentu. b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual. c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual. d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan. e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda. 3. Teknik membatik Kerajinan batik telah dikenal lama di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik merupakan karya seni rupa yang umumnya berupa gambar pada kain. Proses pembuatannya adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap nglorod yaitu penghilangan malam. Alat dan bahan yang dipakai untuk membatik pada umumnya sebagai berikut: a. Kain polos, sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar). Bahan kain tersebut umumnya berupa kain mori, primissima, prima, blaco, dan baju kaos. b. Malam, sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang masuknya warna ke serat kain (benang). c. Bahan pewarna, untuk mewarnai kain yaitu naptol dan garam diasol. d. Canting dan kuas untuk menorehkan lilin pada kain. e. Kuas untuk nemboki yaitu menutup malam pada permukaan kain yang lebar. Sesuai dengan perkembangan zaman, saat ini dikenal beberapa teknik membatik antara lain sebagai berikut: a. Batik celup ikat, adalah pembuatan batik tanpa menggunakan malam sebagaia bahan penghalang, akan tetapi menggunakan tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain. Membatik dengan proses ini disebut batik jumputan. b. Batik tulis adalah batik yang dibuat melalui cara memberikan malam dengan menggunakan canting pada motif yang telah digambar pada kain. c. Batik cap, adalah batik yang dibuat menggunakan alat cap (stempel yang umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk membuat motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu. d. Batik lukis, adalah batik yang dibuat dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas menggunakan alat untuk mendapatkan efek-efek tertentu. Seniman batik lukis yang terkenal di Indonesia antara lain Amri Yahya. e. Batik modern, adalah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh aturan teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh karena itu pada hasil akhirnya tidak ada motif, bentuk, komposisi, dan pewarnaan yang sama di setiap produknya. f. Batik printing, adalah kain yang motifnya seperti batik. Proses pembuatan batik ini tidak menggunakan teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini banyak dipakai untuk kain seragam sekolah. Daerah penghasil batik di Jawa yang terkenal diantaranya Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Rembang dan Cirebon. 4. Teknik Anyam Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari, seperti keranjang, tikar, topi dan lain-lain dibuat dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk membuat benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain. 5. Teknik Tenun Teknik menenun pada dasarnya hamper sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsi dan pakan. Daerah penghasil tenun ikat antara lain 6. Teknik membentuk Penegertian teknik membentuk di sini yaitu membuat karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut gerabah, tembikar atau keramik. Keramik merupakan karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang baru dan jauh berbeda dari bahan mentahnya. Teknik yang umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya: a. Teknik coil (lilit pilin) b. Teknik tatap batu/pijat jari c. Teknik slab (lempengan) Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh seniman atau para penggemar keramik. d.Teknik.putar Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para pengrajin di sentra-sentara keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong, guci dll e.Teknik.cetak Teknik pembentukan dengan cetak dapat memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah berupa gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok gelas dll Disamping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisonal dapat membentuk keramik dengan teknik cetak pres, seperti yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan berbagai motif seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan

My Name Is Shesil

My Name Is Shesil Perkenalkan ini kucing pertama saya, kucing ini termasuk jenis kucing anggora akan tetapi dalam pengembangbiakannya telah di mix dengan kuncing kampung. nah inilah hasilnya. dia lahir pada tanggal 2 Juni 2011, jadi saat ini shesil masih berumur kurang lebih 7 bulan. tingkahnya yang lucu dan ngegemesin membuat saya selalu kangen ini bermain bersamanya. Shesil shesil shesil, begitu caraku memanggilnya.

Jumat, 04 Juni 2010

LINGSIR WENGI

Lingsir wengi slirahmu tumeking sirna
aja tangi gon mu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo-wingo
jin setan kang tak utusi dadyo sebarang
wojo lelayu sebet........
hey poro manungso....

CIKAL WONG BECIK

namung nyobi...