Mari Belajar Seni,merupakan suatu blog yang di dalamnya terdapat dasar-dasar dari berbagai ilmu pengetahuan, baik itu pengetahuan sosial, pengetahuan tentang kehidupan, pengetahuan tentang hobby dan yang terlebih pengetahuan tentang seni.
Minggu, 16 Juni 2013
Apresiasi Seni
Standar Kompetensi :
- Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya
Kompetensi Dasar :
- Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak nusantara
Alokasi Waktu:
- 2 x 45 menit
RAGAM HIAS DAN ORNAMEN NUSANTARA
Sebelum kalian belajar lebih jau tentang ragam hias tahukah apakah yang dimaksudkan tentang ragam hias?
Pernahkah kalian melihat hiasan pada meja, kursi, tempat tidur kuno berupa ukiran yang menyerupai tumbuhan, nah.....itulah ragam hias. Ragam his di setiap daerah berbeda-beda di lihat dari filosofi dan geografis suatu daerah didalam sebuah ragam hias terdapat beberapa motif . Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat.
Bentuk ragam hias merupakan Silasi (penyederhanaan bentuk) dan deformasi (penggayaan bentuk) dari pengubahan bentuk yang ada di alam seperti : Hewan, tumbuhan, dan prilaku manusia yang dijadikan simbol. Bahkan ada juga ragam hias yang motifnya berupa bentuk –bentuk geometris seperti : Lingkaran, segi tiga, segi empat, garis lurus, garis lengkung dll. Bentuknya yang unik dan menarik di sertai dengan warna-warna yang kontras menbuat tampilan benda yang dihias dengan ragam hias menjadi semakin menarik, seperti tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
A.Pengertian Ragam Hias
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat
B.Jenis Motif Hias
Jenis Motif Hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk menghias atau memperindah bidang, baik dalam bentuk 2 dimensi berupa gambar hiasan dan anyaman ukiran, maupun 3 dimensi yang berupa seni bangunan, perabotan rumah tangga, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya motif hias nusantara masing-masing diciptakan dengan mewakili simbol atau makna tertentu. Contohnya motif hias ularnaga dari Propinsi Jawa Timur yang bermakna sebagai penolak bala atau ilmu hitam, Motif Hias Sigar dari Propinsi lampung yang mewakili makna rasa saling menghormati dan sebagainya.
1.Motif Alam:
Motif alam berupa gambar-gambar binatang, bulan, bintang, matahari, awan, laut, gunung dan lain sebagainya.
2.Motif Keagamaan atau Religius:
Motif religius ini dipakai dalam motif Nusantara bersamaan dengan masuknya agama yang membawa motif tersebut. Contohnya saat masuknya agama Hindu, maka dikenal pula motif Kala dan Makara yang biasanya digunakan untuk menghiasi relung-relung candi agama Hindu. Selain itu, saat masuknya agama Islam, motif kaligrafi pun merasuk dan memperkaya motif Nusantara.
3.Motif Anyaman:
Motif Anyaman berupa motif garis yang sudah membudaya dan mengakar serta sudah membudaya dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya anyaman dinding rumah dari bambu.
4.Motif Tanaman (Flora):
Motif yang biasanya mewakili motif tanaman adalah motif sulur-sulur dan motif bunga. Motif ini muncul pada masa perunggu. Motif yang terkenal adalah motif bunga teratai yang merupakan asimilasi dari motif Hindu. Dalam agama hindu, Motif teratai ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Padma (berupa teratai merah yang mekar), Uthpala (berupa terati biru yang masih setengah mekar) dan Kumada (berupa teratai putih dengan bentuk bunga yang kuncup).
5.Motif Kawung:
Motif kawung hadir pada pasa kerajaan Hindu. Kawung merupakan nama lain dari pohon aren atau enau dan buahnya yang bernama kolang kaling.
6.Motif Untu Walang (Motif Hias Bentu Segitiga):
Motif untu walang sering disebut juga motif tumpal atau pigura. Motif ini tumbuh subur di seluruh daerah di Indonesia. Motif ini menggambarkan tanaman rebung atau tunas bambu yang memiliki kemampuan tumbuh sangat cepat sehingga kemudian dianggap sebagai lambang kesuburan atau kemakmuran.
C.Macam Ragam Hias / Ornamen Nusantara
Dalam Seni kriya batik terdapat pula ragam hias. Ragam hias disini biasa disebut dengan motif. Motif batik terdiri atas elemen-elemen yang dapat dikelompokkan menjadi ornamen, ornamen pengisi dan isen:
1.Ornamen
Merupakan unsur pokok dalam motif berupa gambar dengan bentuk tertentu yang berukuran cukup besar atau dominan dalam sebuah pola. Ornamen ini disebut juga ornamen pokok. Berikut adalah ornamen-ornamen pokok tradisional klasik yang antara lain terdiri atas: Meru, Pohon Hayat, Tumbuhan, Garuda, Burung, Candi atau Perahu (Bangunan), Lidah api, Naga, Binatang dan Kupu-kupu.
a.Meru adalah bentuk seperti gunung, kadang digambarkan dengan rangkaian tiga gunung dengan gunung yang di tengah sebagai gunung puncak. Dalam pengertian indonesia kuno, gunung melambangkan unsur ‘bumi’ atau ‘tanah’ yang merupakan salah satu elemen dari ‘empat unsur hidup’ yaitu Bumi, Geni, Banyu dan Angin. Dalam kebudayaan Jawa-Hindu, meru menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayamnya para dewa. Kini karena kurangnya pengetahuan para pembatik atas arti dan bentuk ornamen semula, Meru juga mengalami perubahan seperti digabung dengan bagian tumbuhan, dibentuk hingga bentuk asal tidak nyata lagi.
b.Pohon Hayat disebut juga Pohon Surga, merupakan suatu bentuk pohon khayalan yang bersifat perkasa dan sakti, dan merupakan lambang kehidupan. Pohon ini digambarkan terdiri atas batang, dahan, kuncup, daun, berakar tunjang atau sobrah. Pohon ini hampir terdapat di semua daerah di Indonesia dengan berbagai variasi. Di seni anyaman Kalimantan, pohon ini disebut Batang Garing. Dalam seni wayang disebut Gunungan atau Kayon. Pohon ini terdapat di relief Candi Jago dan di percaya telah ada sejak abad ke 13, namun bukti yang paling jelas adalah pohon ini terdapat di relief kompleks makam Ratu Kalimanyat yang bertuliskan tahun 1559.
c.Tumbuhan digambarkan sebagai salah satu bagian seperti bunga, sekelompok daun atau kuncup, atau rangkaian dari bunga dan daun. Tumbuhan kadang digambarkan sebagai lung-lungan, yaitu tanaman menjalar bentuk berlengkung-lengkung. Pada motif batik klasik ornamen berperan sebagai ornamen pokok maupun ornamen pengisi.
d.Garuda digambarkan sebagai bentuk stilir dari burung garuda, atau rajawali atau kadang seperti burung merak. Garuda adalah makhluk khayalan yang perkasa dan sakti, kendaraan Dewa Wisnu juga digambarkan sebagai Garuda.
e.Burung. Ada tiga macam ornamen burung dalam batik yaitu burung merak, burung phoenix, yang terakhir adalah burung aneh atau burung khayalan. Ornamen burung juga digunakan sebagai ornamen pengisi selain ornamen pokok.
f.Bangunan. Adalah ornamen yang menggambarkan bagian bangunan terdiri atas lantai atau dasar dan atap.
g.Lidah api. Ornamen lidah api digambarkan dalam 2 macam bentuk yaitu sebagai deretan nyala api sebagai hiasan pinggir atau batas, dan berupa deretan ujung lidah api memanjang. Zaman dulu api melambangkan kekuatan sakti yang dpat mempengaruhi kepribadian manusia, yang kalau dikuasai dapat menjadi pemberani dan pahlawan, namun
h.Naga adalah makhluk khayalan berupa ular besar yang mempunyai kekuatan luar biasa dan sakti. Sebagai ornamen naga digambarkan dengan bentuk seperti kepala raksasa dengan mahkota, kadang bersayap, kadang bersayap dan berkaki.
i.Binatang (berkaki empat). Binatang yang sering digunakan sebagai ornamen adalah lembu, kijang, gajah, singa atau harimau, dan digambarkan secara unik misalnya gajah bersayap atau mempunyai ekor berbunga.
j.Kupu-kupu. Ornamen ini biasanya digambarkan dengan sayap terkembang dari atas, dan biasanya terdapat pada golongan motif Semen dan Ceplok
2.Ornamen Pengisi
Seperti namanya, ornamen ini digunakan sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen ini berukuran lebih kecil dan berbentuk lebih sederhana dibanding ornamen pokok. Contoh ornamen pengisi adalah ornamen berbentuk burung, daun, kuncup, sayap dan daun.
3.Ornamen Isen
Berfungsi sebagai pengisi atau pelengkap ornamen. Berbentuk kecil dan sederhana misalnya berupa titik-titik. Isen yang masih berkembang sampai saat ini antara lain adalah cecek-cecek, cecek pitu, sisik melik, cecek sawut, cecek sawut daun, herangan, sisik, gringsing, sawut, galaran, rambutan dan rawan, sirapan, cacah gori.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
contoh gambarnya mana?
BalasHapuskurang lengkap ihh